iklan

Selasa, 20 Desember 2011

Ilmu Ukur Tambang


Cabang dari ilmu pertambangan dan rekayasa yang berhubungan dengan masalah pengukuran.
Tujuan ILMU UKUR TAMBANG :
1. Menyajikan secara grafis (rencana/bagian dr rencana) pekerjaan bawah tanah, bentuk dan kejadian gambaran penyebaran bahan galian serta struktur yang ada dari kenampakan permukaan bumi.
2. Memecahkan berbagia permasalahan dalam ILMU UKUR TAMBANG (eksplorasi, konstruksi, eksploitasi).
Hal-Hal penting dlm ILMU UKUR TAMBANG
1. Penerangan pada underground traversing untuk pembacaan sudut vertikal/horizontal, benang silang, pita ukur dan lain-lain sangat dibutuhkan.
2. Daerah pengukuran tidak luas/terbatas sehingga sulit dalam pemasangan instrument maupun pengukurannya.
3. Menggunakan plumbobs dengan tali penggantungnya pada titik station sehingga untuk penetapannya lebih sulit dari pada pengukuran permukaan.
4. Rambu tidak digunakan karena tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek dari rambu sebagian gantinya dengan menggunakan plumbobs.

INSTRUMENT & PERALATAN ILMU UKUR TAMBANG
1. Instrumen Optik : theodolite
2. Dumpey level : alat untuk menentukan elevasi di bwh tnh Dengan perbedaan ketinggian          dengan cara menarik garis ketinggian.
3. Rambu
4. Kompas : kompas ayun, tali
5. Pita ukur/meteran:
   -untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan dengan teliti digunakan ukuran       
    200 ft x  3/8 in, skala ukur digulung.      
    -untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala dindai setiap 5-10 ft
    -untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft
6. Plumb bob
7. Lampu penerangan
    Keuntungan :
   -lampu baterai lebih berat dr lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat pinggang extra untuk 
    tempat baterai.
   -lampu baterai hrs diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan lampu karbit saat 
    mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dr listrik.
8. Kaca pembesar
9. Stambangtion
10. tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk menutup 
      sambungan dengan saluran kompressor, tongkat pancang, kotak yang berisi pengait 
      dan  material sekrup, paku, tali manila, kain katun tipis.
11. Peralatan kantor : penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator, tinta 
      warna.


METODE PENGUKURAN
Pembacaan Sudut Horizontal

1. Pembacaan Langsung
teleskop disetel di belakang sasaran Dengan plat pada nol menggunakan penjepit bawah, kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dr 0-360 Dengan arah ke kanan diukur searah jarum jam.

2. Defleksi
teleskop di set di belakang sasaran Dengan posisi jarum pada titik nol menggunakan penjepit bawah kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi dr 0-180 pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut defleksi/deviasi dari titik tembak ke kiri/kanan dari salah satu titik akhir.

3. Dengan Bearing
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan piringan yang telah disetel pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dalam beberapa kuadran seperti sebuah kompas dengan titik 0 pada U-S dan titik 90 pada T-B.

4. Dengan Azimuth
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting piringan pada azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station sebelumnya dengan menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca dari piringan. Instrumen terbagi dr 0-360 ke arah kanan/searah jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan dengan menggunakan posisi seperti ini tanpa seting ulang kecuali harus melaksanakan pengambilan BS pada station berikutnya.

5. Dengan Repetisi
Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran dengan piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dari piringan sertambang dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan. Pembacaan sudut dapat diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan. Vernier dibaca pada akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara subjek sudut terakhir harus sesuai dengan setting pertama. Instrumen terdiri dr 0-360 ke arah kanan.

Bearing :  
Suatu sudut yang diukur ke kiri/kanan antara garis utara, selatan dengan titik tertentu
Azimuth :
Suatu sudut yang diukur dr titik utara ke suatu titik tertentu menurut arah jarum jam.

Pembacaan Sudut Vertikal
Sudut vertikal didapat dengan menghubungkan jarak miring peta untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok-pojok pada akhir pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bawah garis horizontal diukur hanya 1 kali.

Pengukuran Jarak 
1. Dengan rangkaian/ikatan
2. Dengan pembacaan stadia
3. Dengan perekaman :
    -pengukuran singkat antar pancang
    -pengukuran panjang dengan rentang2 bebas

Ploting
1. Dengan sudut dan jarak
2. Dengan cara azimuth / bearing dan jarak
3. Dengan cara koordinat.

PENGUKURAN TAMBANG BAWAH TANAH
Tujuan:
-Mengetahui arah/kemajuan penggalian bawah tanah
-Mengetahui volume broken ore/bat yang tergali
-Mengetahui posisi/kedudukan lubang bukaan terhadap permukaan topografi.

Macamnya:
-Pengukuran sudut horizontal (double)
-Pengukuran sudut vertikal (double)
-pengukuran jarak
-pengukuran tinggi alat/instrumen
-pengukuran tinggi plumb bob yang digantung
-pengukuran kiri dan kanan instrumen maupun plumb bob untuk mengetahui lebar bukaan
-kolom catatan, mis : tinggi level

Data yang harus diambil:
a. Dengan kompas :
1. Surface Traversing :
    -Azimuth BS, Azimuth FS, Vertical angle (VA) FS, slope distance (SD) FS  
2. Underground traversing :
   -Azimuth BS, Azimuth FS, Vertcal Angle FS, Slope Distance FS, Detil ke arah FS meliputi 
    (jarak instrument ke dinding sebelah kiri bukaan/L dan jarak instrumen ke dinding sebelah
    kanan/R bukaan)
b. Dengan Theodolite
1. Surface traversing :
   Tinggi instrumen, Skala lingk Horizon BS, skala lingk Hor FS, Vertical angle FS, jarak optis 
   FS (Ba, Bb, Bt)
2. Underground traversing
   Tinggi Instrumen, tinggi unting FS, skala lingk Hor BS, skala lingk hor FS, vertical angle FS, 
   slope distance, detil ke arah FS meliputi (jarak instrumen ke dinding sebelah kiri bukaan/L,
   jarak instrumen ke dinding seb kanan bukaan/R, tinggi bukaan dr floor ke roof).
Data yang hrs dihitung :
-Azimuth awal dr base line     - Bearing FS
-Angle rght                          - Horizontal distance
-Azimuth FS                             - Latitude
-Departure                               - Vertical distance
-Koordinat titik FS                  - Grade
-Tinggi titik FS

Prosedur:
1. Pasang alat
2. Mencatat tinggi Instrumen
3. Mencatat jarak kanan kiri instrumen
4. Mengatur instrumen termasuk penyeimbangan nivo
5. Mulai pada 0 dan mengambil BS Dengan gerak perlahan
6. Melepaskan penggerak atas dan bidik FS
7. Membaca dan mencatat HA, melepaskan penggerak bagian bawahnya dan putar lingkaran 
    vertikal ke depan operator dan baca VA
8. Mengarahkan teleskop ke BS dengan menggerakan penggerak bagian bawah
9. Melepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS
10. Membaca HA dan VA, pada sudut data pembacaan VA untuk ke 2 kalinya tidak perlu. 
    Jangka HA dibaca double ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan teleskop dlm posisi
    langsung
11.Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0 dari pita ke 
     patok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pengukuran instrument hrs ditempatkan 
     ke arah patok FS.
12. Gerakan ke patok FS dan catat HS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar