Serambi, 14 Desember 2008
BANDA
ACEH - Seorang lagi penambang emas tradisional di Gunong Ujeuen,
Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya menemui ajal di lokasi tambang
tersebut, Sabtu (13/12) sore. Korban bukan tewas akibat tertimbun di
lubang galian tetapi meninggal ketika beristirahat karena keluhan sakit
kepala.
Kasubbag Humas
Setdakab Aceh Jaya, Fajri kepada Serambi tadi malam menginformasikan,
penambang yang meninggal di lokasi Gunong Ujeuen kemarin bernama M Yusuf
Ali Mekanik. Almarhum merupakan adik dari Ruslidar, Ketua Lorong II
Desa Keutapang, Kecamatan Krueng Sabee.
Menurut
informasi yang diterima Fajri dari Razali, warga Desa Kayee Seumantok,
Kecamatan Krueng Sabee, kematian M Yusuf sangat mengejutkan
rekan-rekannya sesama penambang.
Soalnya,
menjelang meninggal, Yusuf sempat mengeluhkan sakit kepala dan ia
langsung beristirahat. Ketika sudah sore dan menjelang pulang,
kawan-kawannya membangunkan. “Saat itulah kawan-kawan Yusuf terperanjat
karena mendapati Yusuf sudah tak bernyawa. Suasana duka dan kesedihan
melingkupi lokasi penambangan tersebut,” ujar Fajri.
Dari
lokasi penambangan, jenazah Yusuf ditandu oleh rekan-rekannya ke Desa
Geunie (Panggong) yang berjarak sekitar enam kilometer dan selanjutnya
dibawa pulang ke rumah duka.
Sebelumnya,
pada 20 November 2008, salah satu titik galian runtuh menyebabkan
seorang dari enam penambang yang sedang mencari batu emas di lubang itu
tewas tertimbun. Penambang yang menemui ajal waktu itu bernama
Abdurrahman bin Daud (35), warga Mon Mata, Kecamatan Krueng Sabee.
Beroperasi kembali
Sekitar
10 hari setelah tragedi itu, masyarakat melakukan doa bersama di Gunong
Ujeuen, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya. Setelah doa bersama itu
warga memulai lagi aktivitas penambangan sebagai mata pencaharian
sehari-hari. Warga mengaku tak punya pilihan untuk mencari sumber
ekonomi, sehingga tak menggubris larangan penambangan yang telah
dikeluarkan Pemkab Aceh Jaya.(nas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar